Kamis, 29 September 2011

Membumikan Pendidikan Multikultural di Sekolah Umum

Gerakan radikalisme yang telah merasuki dunia pendidikan merupakan teguran keras bagi pemerintah. Pendidikan yang seharusnya menghasilkan generasi bangsa yang sholeh ternyata masih dipertanyakan. Selain itu, keterlibatan salah seorang alumni Universitas Negeri yang notabene dikenal sebagai salah satu Universitas Agama terbesar di Indonesia menambah miris, kesal dan bingung, kenapa ini bias terjadi?
Benarkah hal tersebut? Bukankah setiap agama menjunjung tinggi perdamaian dan mengklaim sebagai rahmat bagi alam semesta? Secara doctrinal-tekstual orang Islam akan mengatakan bahwa agama mereka adalah agama penyebar perdamaian, karena setiap kali bertemu dengan orang lain mengucapkan "Assalamualaikum". Orang Kristen Katolik mengklaim bahwa agama Kristiani adalah agama cinta, yang diimplementasikan lewat ajaran Diakonia. Orang Hindu begitu juga akan mengatakan bahwa agamanya menekankan Dharma. Orang Budha akan bilang bahwa agamanya sama, yaitu hendak melepaskan diri dari penderitaan manusia.
Agama seharusnya menjadi pendorong bagi umat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh ummat manusia di bumi ini.
Secara normative tidak ada satu agama pun yang memerintahkan pengikutnya untuk melakukan kekerasan kepada pengikut agama lain. Namun secara historis-faktual, banyak sekali dijumpai tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Berangkat dari permasalahan tersebut, menanamkan nilai-nilai keagamaan yang inklusif, pluralis, toleran menjadi sebuah keniscayaan di bumi Nusantara ini, dengan harapan gerakan radikalisme yang mengatasnakan agama dapat terbendung bahkan tidak terjadi lagi.
Pada titIk inilah pentingnya wacana multicultural yang digagas dalam buku ini. Sebuah wacana yang pada akhirnya bermuara pada minimalisasi efek negative dari perbuatan kepentingan sehingga tidak menerabas hak asasi manusia.
Dalam upaya minimalisasi efek negative tersebut, maka yang harus dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang keragaman, kesetaraan, kemanusiaan dan keadilan. Sebagai upaya atau ikhtiar awal yang dilakukan penulis buku ini, ia memulai garapan dalam dunia pendidikan sebagai pintu masuk bagi penerapan nilai-nilai tersebut.
Dunia pendidikan yang dijadikan pintu masuk merupakan strategi yang sangat jitu hal ini karena penanaman nilai-nilai seperti ini wajib dilakukan semenjak usia dini.
Sesungguhnya pendidikan multicultural telah lama berkembang di Eropa, Amerika dan di Negara-negara maju lainnya. Maka dengan demikian, gagasan ini bukanlah gagasan yang baru. Dalam perkembangannya, studi ini menjadi sebuah studi khusus tentang pendidikan multicultural yang pada awalnya bertujuan agar populasi mayoitas dapat bersikap toleran terhadap para imigran baru.
Selain itu, studi ini juga memiliki tujuan politis, yakni sebagai alat control social penguasa terhadap warganya, agar kondisi Negara aman dan terkendali.
Dalam garis besarnya, pendidikan multicultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan cultural yang ada pada siswa, seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas social agar proses belajar menjadi efektif dan mudah.
Selain itu, pendidikan multicultural juga untuk melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka berada. Dengan kata lain, dapat digambarkan dengan istilah "menyelam sambil minum air".
Artinya selain siswa diharapkan dapat dengan mudah memahami, menguasai dan mempunyai kompetensi yang baik terhadap mata pelajaran yang diajarkan guru, siswa juga dapat mempraktekan langsung nilai-nilai demokratis, humanis dan pluralis pada teman-teman baik disekolahnya maupun dilingkungan luar sekolah.
Inilah sesungguhnya yang menjadi tujuan akhir dari pendidikan multicultural tersebut, yakni menciptakan karakter peserta didik untuk selalu bersikap demokratis, pluralis dan humanis.

sumber:
Buku "Judul Buku : Pendidikan Multikultural; Untuk Demokrasi dan Keadilan" Karya M. Ainul Yaqin, Penerbit : Pilar Media, Cetakan : 2, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar